Driver Keyboard
Download di Sini : http://rudn3-free.nodevice.com/46d5ad82b7a3d35405c81fab52b71ea1
* Terima Kasih telah mendownload di Blog Saya *
Ayun Fitriana
Minggu, 02 Desember 2012
Jumat, 16 November 2012
Gerbang-Gerbang Logika
Gerbang – gerbang logika
Pengertian : Gerbang logika (logic gate) merupakan
dasar pembentukan sistem digital.Istilah gerbang digunakan untuk menggambarkan suatu rangkaian yang
melakukan logica dasar.Gerbang bilangan binner disebut "Gerbang Logica bilangan
Binner".tegangan yang digunakan pada rangkaian elektronika hanya tanggap
terhadap logika 1 dan 0. Tinggi " Hight"= 1,Rendah "Low"=0.
* Gerbang
Logica Dasar
A.Gerbang AND
Mempuyai 2 atau lebih masukan dan 1 keluaran.Disebut juga Gerbang semua
atau satupun.karena gerang AND akan menghasilkan keluaran (x) berlogica 1 jika
semua maukan berlogica 1.jika semua masukan berlogica 1 maka keluarannya
berlogica 1(selain kombinasi tersebut,keluarannya 0).
B.Gerbang OR
Mempuyai 2 atau lebih masukan dan 1 kearalun.Gerbang OR menghasilkan
keluaran 1,jika salah satu atau emua masukan berlogica 1.Akan menghasilkan
keluaran 0 jika semua masukan berlogica 0.
C.Gerbang NOT
Gerbang
NOT disebut juga Gerbang Pembalik (Inverter).Mempunyai 1 masukan dan 1
kuluaran.Gerbang NOT tidak memiliki lebih dari 1 masukan.Indikator peningkatan
dilukiskan dengan sebuah bulatan dibagian masukan atau keluaran.Keluaran NOT
akan menghasilkan 1jika masukan berlogica 0 dan sebaliknya.
*
Gerbang
Logica Gabungan
Gerbang
logica Gabungan yaitu gerbang logica yang dihasilkan dari penggabungan 2 atau
lebih gerbang" dasar dan menghasilkan fungi baru yang unik.
4 jenis
gerbang logica gabungan yang terkenal:
A.Gerbang
NAND
Istilah NAND adalah kependekan dari NOT-AND.Dengan mengkombinasikan beberapa
Gerbang NAND,maka dapat dibentuk Gerbang" lain.
B.Gerbang NOR
Dalam
operasiya,gerbang NOR sama dengan Gerbang OR negatif.Gerbang OR negatif yaitu
gerbang yng masukan nya di-NOT-kan (diinverter) terlebih dahulu.
C.Gerbang XOR
Istilah
XOR adalah kependekan dari NOT-OR dengan mengkombinasikan beberapa gerbang XOR
maka dapat dibettuk gerbang"lain.Keluaran gerbang XOR dihubungkan dengan
masukan gerbang XOR.Maka gerbang baru yang terbentuk itu akan mempunyai
perilaku berkebalikan dari gerbang OR.
D.Gerbang
EXNOR
Dalam
operasinya,gerbang EXNOR sama dengan Gerbang AND-negatif.Gerbang AND-negatif
adalah gerbang AND yang setiap masukannya di-NOT-kan (diinterverkan) terlebih
dahulu.Dengan demikian maka Gerbang NOR=Gerbang AND Negatif.
Sistem Bilangan & Aritmatika Binner
Sistem Bilangan dan Aritmatika Biner
1. Sistem desimal dan biner
Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada
kolom ketiga pada Tabel 11, yaitu A, disebut satuan, kolom
kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan, dan
seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada
eksponen dengan basis 10 yaitu 100 = 1, 101 =
10, 102= 100
Tabel 12. Nilai Bilangan Desimal dan Biner
Kolom
decimal
|
Kolom
Binner
|
|
A (
100= 1 ) satuan
B ( 101 =
10 ) puluhan
C ( 102 =
100 ) ratusan
|
A ( 20 =
1 ) satuan
B ( 21 =
2 ) duaan
C ( 22 =
4 ) empatan
|
Setiap digit biner disebut bit; bit paling kanan disebut least
significant bit (LSB), dan bit paling kiri disebut most
significant bit (MSB).
Tabel 13. Daftar Bilangan Desimal dan Bilangan Biner Ekivalensinya
Decimal
|
Binner
|
||
C ( MSB )
(4)
|
B
(2)
|
A ( LSB )
(1)
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
2
|
0
|
1
|
0
|
3
|
0
|
1
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
1
|
6
|
1
|
1
|
0
|
7
|
1
|
1
|
1
|
Untuk membedakan bilangan pada sistem yang
berbeda
digunakan subskrip. Sebagai contoh 910 menyatakan
bilangan sembilan pada sistem bilangan desimal, dan
011012menunjukkan bilangan biner 01101. Subskrip
tersebut sering diabaikan jika sistem bilangan yang dipakai
sudah jelas .
Tabel 14. Contoh Pengubahan Bilangan Biner menjadi desimal
Binner
|
Kolom
Binner
|
Decimal
|
|||||
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
||
1110
|
-
|
-
|
1
|
1
|
1
|
0
|
8 + 4 + 2
= 14
|
1011
|
-
|
-
|
1
|
0
|
1
|
1
|
8 + 2 + 1
= 11
|
11001
|
-
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
16 + 8 + 1
= 25
|
10111
|
-
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
16 + 4 + 2
+ 1 = 25
|
110010
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
32 + 16 +
2 = 50
|
* Konversi Decimal ke Binner
Cara untuk
mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian. Bilangan
desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2, dengan
memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernilai 0
atau 1, yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir
menunjukkan MSBnya. Sebagai contoh, untuk mengubah 5210 menjadi
bilangan biner, diperlukan langkah-langkah berikut:
- 52 : 2 =
26 sisa 0, LSB
- 26 : 2 =
13 sisa 0
- 13 : 2 = 6
sisa 1
- 6 : 2 = 3
sisa 0
- 3 : 2 = 1
sisa 1
- 1 : 2 = 0
sisa 1, MSB
Sehingga
bilangan desimal 5210 akan diubah menjadi bilangan biner
110100. Cara di atas juga bisa digunakan untuk mengubah sistem
bilangan yang lain, yaitu oktal atau heksadesimal.
2.
Bilangan Oktal
Bilangan Oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8 dan mempunyai
delapan simbol bilangan
yang berbeda : 0,1,2,….,7. Teknik pembagian yang berurutan dapat digunakan
untuk mengubah
bilangan desimal menjadi bilangan oktal. Bilangan desimal yang akan
diubah secara berturut-turut
dibagi dengan 8 dan sisa pembagiannya harus selalu 76 dicatat. Sebagai
contoh, untuk mengubah
bilangan 581910 ke oktal, langkah-langkahnya adalah :
- 5819 : 8 =
727, sisa 3, LSB
- 727 : 8 =
90, sisa 7
- 90 : 8 =
11, sisa 2
- 11 : 8 =
1, sisa 3
- 1 : 8 = 0,
sisa 1, MSB
Sehingga 581910= 132738
* Bilangan Oktal dan Biner
Setiap digit
pada bilangan oktal dapat disajikan dengan 3 digit bilangan biner, lihat Tabel
1.5. Untuk mengubah bilangan oktal ke bilangan biner, setiap digit oktal diubah
secara terpisah. Sebagai contoh, 35278akan diubah sebagai berikut:
- 38=
0112, MSB
- 58=
1012
- 28=
0102
- 78=
1112, LSB
3) Bilangan
Hexadesimal
Bilangan heksadesimal, sering disingkat dengan hex, adalah bilangan
dengan basis 1610, dan
mempunyai 16 simbol yang berbeda, yaitu 0 sampai dengan 15. Bilangan
yang lebih besar dari
1510 memerlukan lebih dari satu digit hex. Kolom
heksadesimal menunjukkan eksponen dengan
basis 16, yaitu 160 = 1, 161 =
16, 162 = 256, dan seterusnya. Sebagai contoh :
152B16 = (1 x 163) + (5 x 162)
+ (2 x 161) + (11 x 160)
= 1 x 4096 + 5 x 256 + 2
x 16 + 11 x 1
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 541910
* Bilangan Hexadesimal dan Biner
Setiap digit
pada bilangan heksadesimal dapat disajikan dengan empat buah bit. Untuk
mengubah bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, setiap digit dari
bilangan heksadesimal 78 diubah secara terpisah ke dalam empat bit bilangan
biner. Sebagai contoh, 2A5C16 dapat diubah ke bilangan biner
sebagai berikut.
216 =
0010, MSB
A16 =
1010
516 =
0101
C16 =
1100, LSB
Sehingga,
bilangan heksadesimal 2A5C akan diubah menjadi bilngan biner 0010 1010 0101 1100.
* Bilangan Biner Pecahan
Dalam sistem bilangan desimal,
bilangan pecahan disajikan
dengan menggunakan titik desimal.
Digit-digit yang berada
di sebelah kiri titik desimal
mempunyai nilai eksponen yang
semakin besar, dan digit-digit
yang berada di sebelah
kanan titik desimal mempunyai
nilai eksponen yang semakin
kecil. Sehingga
0.110 = 10-1 = 1/10
0.1010 = 10-2- = 1/100
0.2
= 2 x 0.1 = 2 x 10-1, dan seterusnya.
Pengubahan
bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat
dilakukan dengan cara mengalihkan
bagian pecahan dari
bilangan desimal tersebut dengan
2, bagian bulat dari hasil
perkalian merupakan pecahan dalam
bit biner. Proses
perkalian diteruskan pada sisa
sebelumnya sampai hasil
perkalian sama dengan 1 atau
sampai ketelitian yang
diinginkan. Bit biner pertama
yang diperoleh merupakan
MSB dari bilangan biner pecahan.
Sebagai contoh, untuk
mengubah 0.62510 menjadi bilangan
biner dapat
dilaksanakan dengan
0.625 x 2 = 1.25, bagian bulat =
1 (MSB), sisa = 0.25
0.25 x 2 = 0.5, bagian bulat = 0,
sisa = 0.5
0.5 x 2 = 1.0, bagian bulat = 1
(LSB), tanpa sisa
Sehingga,
0.62510 = 0.1012
* Sistem Bilangan BCD
Sampai saat ini kita hanya
melihat pengubahan dari
bilangan desimal ke bilangan
biner murni. Pada beberapa
aplikasi, misalnya sistem
berdasar mikroprosesor, seringkali
80
lebih sesuai apabila setiap digit
bilangan desimal diubah
menjadi 4 digit bilangan biner.
Dengan cara ini, suatu
bilangan desimal 2 digit akan
diubah menjadi dua kelompok
empat digit bilangan biner,
sehingga keseluruhannya
menjadi 8 bit, tidak bergantung
pada nilai bilangan
desimalnya sendiri. Hasilnya
sering disebut sebagai binarycoded
decimal (BCD). Penyandian yang
sering digunakan
dikenal sebagai sandi 8421 BCD.
Selain penyandian 8421
BCD, juga dikenal sejumlah
penyandian yang lain.
Contoh
Ubah 25 menjadi bilangan BCD
Penyelesaian
210 = 0010 dan
510 = 0101
Sehingga, 2510 = 0010 0101 BCD
*
Aritmatika Biner
a)
Penjumlahan Biner
Penjumlahan bilangan biner serupa
dengan
penjumlahan pada bilangan
desimal. Dua bilangan yang
akan dijumlahkan disusun secara
vertikal dan digit-digit
yang mempunyai signifikansi sama
ditempatkan pada
kolom yang sama. Digit-digit ini
kemudian dijumlahkan
dan jika dijumlahkan lebih besar
dari bilangan basisnya
(10 untuk desimal, dan 2 untuk
biner), maka ada
bilangan yang disimpan. Bilangan
yang disimpan ini
kemudian dijumlahkan dengan digit
di sebelah kirinya,
dan seterusnya. Dalam penjumlahan
bilangan biner,
penyimpanan akan terjadi jika
jumlah dari dua digit
yang dijumlahkan adalah 2.
81
Berikut adalah aturan dasar untuk
penjumlahan pada
sistem bilangan biner.
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0, simpan 1
Tabel 14. menunjukkan
perbandingan antara
penjumlahan pada sistem bilangan
desimal dan sistem
bilangan biner, yaitu 82310 + 23810
dan 110012 +
110112.
Tabel 15. Penjumlahan
a. Penjumlahan desimal
103 102 101 100
(1000) (100)
(10) (1)
8 2 3
2 3 8
simpan
1 1
jumlah
1 0 6 1
b. Penjumlahan Biner
25 24 23 22 21 20
(32) (16) (8) (4) (2) (1)
1 1 0 0
1
1 1 0 1
simpan
1 1 1 1 1
jumlah 1
1 0 1 0 0
Marilah kita perhatikan
penjumlahan biner dengan lebih
seksama.
Kolom satuan : 1 + 1 = 0, simpan
1
Kolom 2-an : 0 + 1 = yang
disimpan = 0, simpan 1
Kolom 4-an : 0 + 0 yang disimpan
= 1
Kolom 8-an : 1 + 1 = 0, simpan 1
Kolom 16-an : 1 + 1 yang disimpan
= 1, simpan 1
Kolom 32-an : yang disimpan 1 = 1
b) Pengurangan
Biner
Pada bagian ini hanya akan
ditinjau pengurangan
bilangan biner yang memberikan
hasil positif. Dalam hal
ini, metode yang digunakan adalah
sama dengan metode
yang digunakan untuk pengurangan
pada bilangan
desimal. Dalam pengurangan
bilangan biner jika perlu
dipinjam 1 dari kolom di sebelah
kirinya, yaitu kolom yang
mempunyai derajat lebih tinggi.
Aturan umum untuk pengurangan
pada bilanagan biner
adalah sebagai berikut :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1, pinjam 1
Contoh : Kurangilah 11112 dengan
01012
Penyelesaian : Susunlah dua
bilangan di atas ke dalam kolom sebagai
berikut ..
23 22 21 20
(8) (4) (2) (1)
1 1 1 1
0 1 0 1
Hasil
1 0 1 0 (tidak ada
Yang
di pinjam)
Secara lebih rinci, dimulai dari
LSB (20 = 1)
Kolom 20 1 – 1 = 0
Kolom 21 1 – 0 = 1
Kolom 22 1 – 0 = 0
Kolom 23 1 – 0 = 1
Sehingga, 11112 –
01012 = 10102
c) Bilangan
Biner Bertanda
Sejauh ini kita hanya melihat
bilangan biner positif atau
bilangan biner tak bertanda.
Sebagai contoh bilangan
biner 8-bit dapat mempunyai nilai
antara:
0000 00002 = 0010 dan 1111 11112 =
25510
yang semuanya bermilai positif,
tanda ‘-‘ diletakkan di
sebelah kiri bilangan desimal,
misalnya –2510. Dalam
sistem bilangan biner, tanda
bilangan (yaitu negatif) juga
disandikan dengan cara tertentu
yang mudah dikenal
dengan sistem digital. Untuk
menyatakan bilangan negatif
pada bilangan biner, bit yang
dikenal dengan bit tanda
bilangan (sign bit) ditambah di
sebelah kiri MSB. Bilangan
biner yang ditulis dengan cara di
atas menunjukkan tanda
dan besarnya bilangan. Jika bit
tanda ditulis 0, maka
bilangan tersebut positif, dan
jika ditulis 1, bilangan
tersebut adalah bilangan negatif.
Pada bilangan biner
bertanda yang terdiri dari 8-bit,
bit yang paling kiri
menunjukkkan besarnya. Perhatikan
contoh berikut :
Bit 7 6 5 4 3 2 1 0
Bit 26 25 24 23 22 21 20
tanda (64) 932) (16) (8) (4) (2)
1
Maka, 0110 0111 = +(64+32+4+2+1)
= +10310
1101 0101 = -(64+16+4+2) = - 8510
1001 0001 = -(16 + 1) = -1910
0111 1111 = +(64+32+16+8+4+2+1) =
+12710
1111 1111 =
-(64+32+16+8+4+2+1) = - 12710
1000 0000 = -0 = 0
0000 0000 = +0 = 0
Dari contoh diatas dapat dilihat,
bahwa hanya karena
tujuh bit yang menunjukkan
besarnya , maka bilangan
terkecil dan terbesar yang
ditunjukan bilangan biner
bertanda yang terdiri dari 8-bit
adalah :
[1]111 11112 = - 12710 dan
[0]111 11112 = + 12710
Dengan bit dalam kurung
menunjukkan bit tanda
bilangan.
Secara umum, bilangan biner tak
bertanda yang terdiri
dari n-bit mempunyai nilai
maksimum M = 2n – 1.
Sementara itu, untuk bilangan
bertanda yang terdiri dari
n-bit mempunyai nilai maksimum M
= 2n-1 – 1. Sehingga,
untuk register 8-bit di dalam
mikroprosesor yang
menggunakan sistem bilangan
bertanda, nilai terbesar
yang bisa disimpan dalam register
tersebut adalah:
M = 2(n-1) – 1
= 2(8-1) – 1
= 27 - 1
= 12810 – 1
= 12710
sehingga mempunyai jangkauan –
12710 sampai +12710.
d) Perkalian
Perkalian pada bilangan biner
mempunyai aturan sebagai
berikut :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
86
Perkalian bilangan biner dapat
dilakukan seperti perkalian
bilangan desimal. Sebagai contoh,
untuk mengalikan
11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkah-langkah
yang
harus ditempuh
adalah :
biner desimal
1 1
1 0 1 4
1
1 0 1 1 3
1 1
1 0 4 2
0 0
0 0 1 4
1 1
1 0
1 8 2
1 1
1 0
1
0 1 1
0 1 1 0
Perkalian juga bisa dilakukan
dengan menambah bilangan
yang dikalikan ke bilangan itu
sendiri sebanyak bilangan
pengali.
e) Pembagian
Pembagian pada sistem bilangan
biner dapat
dilakukan sama seperti contoh pembagian
pada sistem
bilangan desimal. Sebagai contoh,
untuk membagi 110011
(disebut bilangan yang dibagi)
dengan 1001 (disebut
pembagi),
langkah-langkah berikut perlu dilakukan.
1111 : 101
11
101 1111
101
101
101
0
Pembagian bisa juga dilakukan
dengan cara menjumlahkan
secara berulang kali bilangan
pembagi dengan bilangan itu
sendiri sampai jumlahnya sama
dengan bilangan yang
dibagi atau setelah sisa
pembagian yang diperoleh lebih
kecil dari
bilangan pembagi.
Langganan:
Postingan (Atom)